fast way

9/25/12

CONCEPTUAL FRAMEWORK PART III

oke part III kali ini saya akan share tentang landasan operasional, terkait prinsip  dahulu, dan nanti part III baru mengenai Asumsi dan kendala, langsung aja kita pelajari bersama bos : (semoga bermanfaat)

LANDASAN OPERASIONAL

A.    PRINSIP
1.      Historical Cost
2.      Matching Principle
3.      Revenue Recognition
4.      Full Disclosure
B.     ASUMSI
1.      Business Entity
2.      Going Concern
3.      Time Period (Periodicity)
4.      Monetary Unit
C.     KENDALA
1.      Cost Benefit Relationship
2.      Conservatism
3.      Materialism
4.      Industry Practice

Historical Cost Principle
Prinsip akuntansi yang mencatat harta dan kewajiban sebesar biaya historisnya atau harga perolehannya (Cost). Cost adalah seluruh pengorbanan untuk memperoleh harta dan kewajiban sampai siap digunakan. Pada saat perolehan awal, historical cost dan fair value adalah sama. Namun, dalam periode selanjutnya, seiring perubahan kondisi pasar dan ekonomi, historical cost dan fair value sering berbeda.
Kriteria Kapitalisasi Cost
1.      Terjadi sekali selama masa manfaat atau umur ekonomis aktiva/kewajiban
2.      Terjadi bukan karena human error
Ilustrasi
1.      Cost untuk aktiva yang dibeli
Contoh A à Perusahaan membeli mesin dengan harga 100 juta. PPN 10% exclude. Selain itu, terjadi pengeluaran terkait yaitu : biaya pengiriman 1 juta, asuransi selama pengiriman 500 ribu, uji coba & pemasangan 3 juta, BBM & pelumas 1 periode 3 juta, perbaikan akibat kerusakan saat uji coba 750ribu, asuransi mesin untuk 5 tahun 10 juta. Tentukan cost dan jurnal perolehan mesin!
Jawab :

Komponen cost mesin
Harga beli 100 juta
PPN 10 juta
Pengiriman 1 juta
Uji coba & pemasangan 3 juta
Asuransi selama pengiriman 500 ribu
Total cost 114.500.000,-
Jurnal
Mesin                          114.500.000
BBM & Pelumas         3.000.000
Biaya reparasi              750.000
Asuransi ddm              10.000.000
         Kas                                128.250.000


Contoh B à Perusahaan memperoleh tanah yang diatasnya terdapat bangunan pada harga 100 juta. Selain itu melakukan pengeluaran terkait seperti berikut : Komisi makelar 2%, Sertifikasi 5 juta, perataan tanah 2 juta, perobohan bangunan 1 juta, hasil penjualan sisa bangunan 400 ribu, PBB 2,5 juta. Tentukan cost dan jurnal perolehannya!
Jawab :

Komponen cost tanah (asumsi : bangunan dirobohkan)
Harga beli                    100 juta
Sertifikasi                    5 juta
Perataan tanah             2 juta               109,6 juta
Perobohan bangunan   600 ribu
Makelar                       2 juta
Komponen cost tanah dan bangunan (asumsi : bangunan tidak dirobohkan)
Lump-sum à alokasi dengan nilai pasar relatif
Asumsi : nilai pasar tanah 80 juta dnan nilai pasar bangunan 40 juta

Cost Lump-sum
Harga beli                 100 juta
Makelar                     2 juta         107 juta
Sertifikasi                  5 juta
Alokasi
          ·          Tanah = 80/120 x 107 juta = 71,33 juta
          ·          Bangunan = 40/120 x 107 juta = 35,67 juta
Jurnal
Tanah               73,33 juta (71,33 + 2)
Bangunan        36,27 juta (35,67 + 0,6)
PBB                   2,5 juta
      Kas                        112,1juta


2.      Cost untuk aktiva yang diproduksi sendiri
Seluruh biaya produksi baik bahan baku, tenaga kerja, maupun overhead pabrik yang dikeluarkan sampai barang siap digunakan/dijual. Full costing, variable costing (Cost Acc).
3.      Cost untuk aktiva yang diperoleh dari pertukaran
Cost atas aktiva pertukaran tergantung pada jenis pertukarannya (Intermediate Acc Kieso 11st).
   Pertukaran sejenis à cost ditentukan berdasarkan harga pasar aktiva baru yang diterima dikurangi dengan laba pertukaran
Harga aktiva baru = harga pasar aktiva lama (+) kas dibayarkan, atau (-) kas diterima
   Pertukaran tidak sejenis à harga pasar aktiva lama (laba pertukaran diakui)
4.      Cost untuk aktiva dari konversi surat berharga
Jika aktiva diperoleh dari konversi surat berharga, ada beberapa urutan penentuan cost :
a)      Harga pasar aktiva
b)      Nilai buku aktiva
c)      Harga pasar surat berharga
d)     Nilai nominal surat berharga
e)      Harga arbitrase (kesepakatan antara 2 pihak yang saling bertukar dan 1 pihak independen)

Matching Principle (Expense Recognition)
Prinsip akuntansi yang menandingkan beban dengan pendapatan dalam rangka penilaian kinerja entitas.
Konsekuensi dari matching principle à adanya penyusunan Laporan R/L, terutama pos-pos operasional, dimana beban ditandingkan dengan pendapatan untuk menilai kinerja (Laba Usaha).
Cara Penandingan Beban >< Pendapatan
1.      Direct Matching (Penandingan Langsung)
Penandingan beban >< pendapatan yang mana hubungan diantara keduanya adalah variabel (perubahan beban diikuti oleh perubahan pendapatan dalam proporsi yang sama).
Contoh : HPP; komisi bagian penjualan; depresiasi metode satuan aktivitas/unit (dengan syarat produk yang dihasilkan dalam satu periode, seluruhnya terjual pada periode yang sama); beban-beban lain yang dihitung berdasarkan unit produk yang terjual.
2.      Indirect Matching (Penandingan Tidak Langsung)
Penandingan beban >< pendapatan yang mana hubungan diantara keduanya adalah tidak langsung (semivariabel). Perubahan beban diikuti oleh perubahan pendapatan dalam proporsi yang berbeda.
Contoh : beban listrik, air, telepon; beban iklan
3.      Matching karena berlalunya waktu atau manfaat ekonomis
Penandingan beban >< pendapatan yang mana beban tidak berhubungan sama sekali dengan pendapatan. Hanya karena alasan pengurangan manfaat ekonomis atau karena berlalunya waktu, beban diakui dan ditandingkan dengan pendapatan dalam Laporan R/L.
Contoh : depresiasi garis lurus, prepaid expense (sewa ddm, asuransi ddm, dll)

Revenue Recognition Principle
Prinsip akuntansi yang mengakui pendapatan pada saat tanggal terjadinya transaksi dan/atau pada saat realisasi. Pendapatan diakui ketika realized atau realizable dan earned. Pendapatan “realized” ketika barang atau jasa telah dibayar dengan kas atau dalam bentuk klaim terhadap kas (piutang). Pendapatan “realizable” ketika aktiva yang diterima dari pertukaran/transfer tersebut siap untuk dikonversi menjadi sejumlah kas atau klaim terhadap kas. Pendapatan “earned” ketika entitas telah menyelesaikan kewajibannya (mentransfer barang/jasa) dalam rangka memperoleh pendapatan terkait, yaitu ketika proses earning telah lengkap/selesai. (Intermediate Acc Kieso 11st,ch 2).
Revenue Recognition Classified by Nature of Transaction ((Intermediate Acc 11st, ch 18)


      ☺   Cash Basis à Transaksi dicatat/diakui pada saat penerimaan atau pengeluaran kas
   Accrual Basis à Transaksi dicatat/diakui pada saat terjadi transaksi, ketika hak/kewajibannya sudah dapat ditentukan, tanpa mempedulikan penerimaan/pengeluaran kas.
Sumber pendapatan (Intermediate Acc 11st, ch 18) :
·         Pendapatan atas penjualan produk à accrual basis, diakui pada tanggal terjadi transaksi
·         Pendapatan atas penyerahan jasa à pada saat penyelesaian dan penyerahan jasa
·         Pendapatan dari mengizinkan pihak lain menggunakan aktiva àberlalunya waktu pemakaian
·         Penjualan aktiva tetap (aset selain persediaan) à saat terjadi penjualan
Pendapatan atas penjualan produk dan pendapatan atas penyerahan jasa à sales transactions
Pengakuan Pendapatan atas Penjualan Produk
1.      Point of Sale (delivery) à general rule à realized or realizable and earned
2.      Sebelum Barang Diserahkan (before delivery)
Pengakuan pendapatan atas kontrak penjualan jangka panjang (ex: pembuatan jembatan, jalan tol)
Metode pengakuan pendapatan ini sebagai berikut :
·         Kontrak selesai à seluruh pendapatan dan laba kotor diakui pada akhir periode penyelesaian masa kontrak
·         Persentase tingkat penyelesaian à pendapatan dan laba kotor diakui dalam tiap-tiap periode pembangunan selama masa kontrak berdasarkan tingkat penyelesaian pembangunan/produksi yang ditentukan berdasarkan jumlah biaya yang sudah dikeluarkan atas seluruh total biaya yang dibutuhkan.
Persentase tingkat penyelesaian = Biaya s/d tanggal tertentu   x 100%
                                                            Estimasi total biaya
Contoh : Harga kontrak 5 M; Estimasi cost 4 M; Jangka waktu kontrak 3 th
   Rincian biaya à  I = 1 M;   I = 2 M;   III = 3 M

Persentase penyelesaian
   I        : ¼ x 100% = 25%
   II      : ¾ x 100% = 75%
   III     : 1 x 100% = 100%
Pengakuan pendapatan
   I        : 25% x 5 M = 1,25 M
   II      : 75% x 5 M = 3,75 M – 1,25 M = 2,5 M
   III     : 100% x 5 M = 5 M – 3,75 M = 1,25 M


3.      Setelah Barang Diserahkan (after delivery)
Contoh : Installment sales (penjualan angsuran)
Penjualan Kredit
Penjualan Angsuran
Pelunasannya dibayar dalam satu periode akuntansi (jangka waktu ≤ 1 tahun)
Pelunasannya dibayar lebih dari satu periode akuntansi (jangka waktu > 1 tahun)
1 Jan 08    Piutang
                      Penjualan
                  HPP
                      Persediaan

1 Juni 08   Kas
                      Piutang
Saat Transaksi
1 Jan 08     Piutang
                       Penjualan Angsuran
                   HPP Angsuran
                       Persediaan
Closing Entries
31 Des 08   Penjualan Angsuran
                        Laba Kotor Ditangguhkan
                        HPP Angsuran

Karakteristik penjualan angsuran
·         Biasanya menggunakan DP
·         Jangka waktu penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi
·         Pendapatan dan biaya atas penjualan angsuran diakui pada periode terjadinya
·         Laba kotor atas penjualan angsuran harus ditangguhkan dan kemudian direalisasi berdasarkan jumlah pelunasan piutang penjualan angsuran
Jumlah LK yang direalisasi dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
       Laba kotor           x Pelunasan piutang angsuran
Penjualan Angsuran
Contoh :
1 Jan    Menjual barang secara angsuran senilai 100 juta, cost 60%, DP 40%, sisanya dibayar 3x tiap tahun. Biaya penjualan angsuran 5 juta. Perusahaan menggunakan metode perpetual.
1 Jan    Diterima angsuran pertama
31 Des Dilakukan penutupan terkait transaksi penjualan angsuran
Jurnal Transaksi
1 Jan    Kas                              40 juta
                        Piutang Angsuran       60 juta
                            Penjualan Angsuran            100 juta
                        HPP                 60 juta
                            Persediaan               60 juta
            1 Jan    Biaya angkut   5 juta
                            Kas                          5 juta
            1 Jan    Kas                  20 juta
                            Piutang Angsuran   20 juta
            31 Des Tahun I
Mengakui LK ditangguhkan
Penjualan angsuran      100 juta
    HPP Angsuran                    60 juta
    LK Ditangguhkan               40 juta
Mengakui LK direalisasi
LK ditangguhkan        24 juta {(40 jt/100jt) x (40jt + 20jt)}
    LK direalisasi                      24 juta
Menutup rekening lain
LK direalisasi              24 juta
                Biaya angkut                       5 juta
    Ikhtisar R/L                         19 juta
31 Des Tahun II
LK ditangguhkan        8 juta {(40jt/100jt) x 20 jt}
     LK realisasi                        8 juta
31 Des Tahun III à idem Tahun II

4.      Secara Khusus (ex : Konsinyasi dan Franchise)
Aspek Konsinyasi (Advanced Acc Drebin Ch 6)
·         Pengakuan pendapatan à pendapatan diakui bukan pada saat barang diserahkan pada consignee, melainkan pada saat consignor menerima laporan hasil penjualan konsinyasi (akhir periode)
·         Biaya dan risiko à seluruh biaya dan risiko terkait barang konsinyasi menjadi tanggung jawab consignor
·         Kepemilikan à kepemilikan di tangan consignor, walaupun secara fisik barang berada di tangan consignee, sehingga pihak yang berhak mengakui dan menyajikan persediaan barang konsinyasi dalam neraca adalah consignornya.
·         Metode pencatatan
a)      Metode pencatatan laba terpisah
Metode ini mengasumsikan transaksi terkait barang konsinyasi dipisahkan dengan transaksi cara penjualan lain. Oleh karenanya, harus dibentuk rekening khusus.
Buku Consignor          Consignment-Out (Dr) à HPP dan biaya
                                    Consignment-Out (Cr) à Pendapatan/Penjualan
Buku Consignee          Consignment-in (Dr) à HPP dan biaya
                                    Consignment-in (Cr) à Pendapatan/Penjualan
b)      Metode pencatatan laba tidak terpisah
Metode yang mencatat dan mengakui laba konsinyasi secara bersama-sama dengan laba atas cara-cara penjualan lain, sehingga tidak dibutuhkan rekening khusus untuk mencatat transaksi terkait konsinyasi.
Pencatatan Metode Laba Terpisah
Transaksi
Consignee
Consignor
Pengiriman barang komsinyasi
Dikirim 100 unit, cost 1000/unit, dijual 1500/unit
No entry, just memo
Consignment Out      100.000
     Pengiriman barang     100.000
Pembayaran biaya angkut 10.000, 60% consignee, 40% consignor
Consignment In    6.000
    Kas                          6.000
Consignment Out    4.000
     Kas                            4.000
Saat penjualan (seluruh barang terjual)
Kas                        150.000
      Consignment In     150.000
No entry
Pengakuan komisi 10%
Consignment In    15.000
     Pendapatan komisi     15.000
No entry
Pengiriman laporan dan hasil penjualan
Consignment In        129.000
     Kas                            129.000
Kas                        129.000
Consignment Out   21.000
     Consignment Out       150.000
Pengakuan laba konsinyasi
No entry
Consignment Out     25.000
    Laba konsinyasi          25.000
Pencatatan Metode Laba Tidak Terpisah
Transaksi
Consignee
Consignor
Saat pengiriman (tidak ada jurnal, karena bukan penjualan)
No entry, just memo
No entry, just memo
Pembayaran biaya angkut
PT  A    6.000
       Kas       6.000
Biaya angkut    4.000
       Kas                    4.000
Penjualan
Kas                 150.000
     Penjualan        150.000
Pembelian      135.000
    PT A               135.000
No entry
Pengiriman laporan dan hasil penjualan
PT   A       129.000
    Kas                  129.000
Kas                 129.000
Biaya angkut      6.000
Biaya komisi     15.000
    Penjualan               150.000
Pengakuan laba (tidak perlu dijurnal, karena laba konsinyasi dilaporkan bersamaan dengan laporan R/L dari hasil penjualan cara lain à tidak terpisah)
No entry
No entry

Full Disclosure Principle
Prinsip akuntansi yang mengungkapkan seluruh informasi baik keuangan maupun nonkeuangan dalam laporan keuangan guna penyediaan informasi bagi pemakai terkait pengambilan keputusan ekonomisnya.
·         Info keuangan disajikan dalam laporan keuangan pokok (R/L, perubahan modal, neraca, arus kas)
·         Info nonkeuangan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
Jenis Pengungkapan
a.       Mandatory Disclosure à pengungkapan informasi yang harus tersaji dalam laporan keuangan, yang apabila tidak dilakukan oleh entitas, dapat mempengaruhi kewajaran laporan keuangan atas PABU. Item-item yang harus diungkapkan telah diatur dalam standar akuntansi yang berlaku.
Contoh : pengungkapan nilai pos-pos dalam unsur-unsur laporan keuangan.
b.      Voluntary Disclosure à pengungkapan item-item tertentu yang belum diatur dalam standar, tetapi dapat menambah informasi bagi user dalam pengambilan keputusan ekonomisnya.
Contoh : pengungkapan tentang Good Corporate Governance (GCG); free cash flow; CSR
Business Entity Assumption
Asumsi akuntansi yang memisahkan pemilik dari entitasnya sehingga setiap terjadi transaksi pemilik dengan entitasnya atau sebaliknya harus tercatat sebagaimana transaksi tersebut terjadi pada pihak lain.
Konsekuensi à adanya neraca (memisahkan aset, kewajiban, ekuitas entitas); laporan keu konsolidasian
Going Concern Assumption
Asumsi akuntansi bahwa operasional perusahaan akan berjalan secara terus-menerus untuk waktu yang tidak terbatas sehingga setiap saldo atas rekening (riil/tetap) pada tanggal tertentu akan dibawa menjadi saldo awal pada tanggal berikutnya.
Konsekuensi à adanya neraca dengan rekening riil yang berlanjut; memungkinkan entitas untuk menyusun laporan keuangan (neraca) sewaktu-waktu
Time Period Assumption
Asumsi akuntansi yang memisahkan waktu berdasarkan periode-periode tertentu dalam rangka pengukuran kinerja entitas.
Konsekuensi à adanya penyusunan laporan R/L; adanya jurnal penutup; adanya jurnal penyesuaian
Unit Monetary Assumption
Asumsi akuntansi bahwa pencatatan, penilaian, dan penyajian tiap-tiap pos atau unsur laporan keuangan menggunakan satuan mata uang sebagai ukuran untuk seluruh unit pos yang bersangkutan.

No comments:

Post a Comment