oke part III kali ini saya akan share tentang landasan operasional, terkait prinsip dahulu, dan nanti part III baru mengenai Asumsi dan kendala, langsung aja kita pelajari bersama bos : (semoga bermanfaat)
LANDASAN OPERASIONAL
A.
PRINSIP
1.
Historical Cost
2.
Matching Principle
3.
Revenue Recognition
4.
Full Disclosure
B.
ASUMSI
1.
Business Entity
2.
Going Concern
3.
Time Period
(Periodicity)
4.
Monetary Unit
C.
KENDALA
1.
Cost Benefit
Relationship
2.
Conservatism
3.
Materialism
4.
Industry Practice
Historical
Cost Principle
Prinsip akuntansi yang
mencatat harta dan kewajiban sebesar biaya
historisnya atau harga perolehannya (Cost). Cost adalah seluruh pengorbanan untuk memperoleh harta dan
kewajiban sampai siap digunakan. Pada saat perolehan awal, historical cost dan fair
value adalah sama. Namun, dalam periode selanjutnya, seiring perubahan
kondisi pasar dan ekonomi, historical
cost dan fair value sering
berbeda.
Kriteria
Kapitalisasi Cost
1.
Terjadi sekali selama
masa manfaat atau umur ekonomis aktiva/kewajiban
2.
Terjadi bukan karena human error
Ilustrasi
1.
Cost untuk aktiva yang
dibeli
Contoh A à Perusahaan membeli mesin dengan
harga 100 juta. PPN 10% exclude.
Selain itu, terjadi pengeluaran terkait yaitu : biaya pengiriman 1 juta,
asuransi selama pengiriman 500 ribu, uji coba & pemasangan 3 juta, BBM
& pelumas 1 periode 3 juta, perbaikan akibat kerusakan saat uji coba
750ribu, asuransi mesin untuk 5 tahun 10 juta. Tentukan cost dan jurnal perolehan mesin!
Jawab :
Komponen
cost mesin
Harga beli 100 juta
PPN 10 juta
Pengiriman 1 juta
Uji coba & pemasangan 3 juta
Asuransi selama pengiriman 500 ribu
Total cost 114.500.000,-
Jurnal
Mesin 114.500.000
BBM & Pelumas 3.000.000
Biaya reparasi 750.000
Asuransi ddm 10.000.000
Kas 128.250.000
Contoh B à Perusahaan memperoleh tanah yang
diatasnya terdapat bangunan pada harga 100 juta. Selain itu melakukan
pengeluaran terkait seperti berikut : Komisi makelar 2%, Sertifikasi 5 juta, perataan
tanah 2 juta, perobohan bangunan 1 juta, hasil penjualan sisa bangunan 400
ribu, PBB 2,5 juta. Tentukan cost dan
jurnal perolehannya!
Jawab :
Komponen cost tanah (asumsi
: bangunan dirobohkan)

Sertifikasi 5 juta
Perataan tanah 2 juta 109,6 juta
Perobohan
bangunan 600 ribu
Makelar 2 juta
Komponen cost tanah dan bangunan (asumsi : bangunan
tidak dirobohkan)
Lump-sum
à
alokasi dengan nilai pasar relatif
Asumsi
: nilai pasar tanah 80 juta dnan nilai pasar bangunan 40 juta
Cost Lump-sum

Makelar 2 juta
107 juta
Sertifikasi 5 juta
Alokasi
·
Tanah = 80/120 x 107
juta = 71,33 juta
·
Bangunan = 40/120 x 107
juta = 35,67 juta
Jurnal
Tanah 73,33 juta (71,33 + 2)
Bangunan 36,27 juta (35,67 + 0,6)
PBB 2,5 juta
Kas 112,1juta
2.
Cost
untuk aktiva yang diproduksi sendiri
Seluruh biaya produksi baik bahan baku,
tenaga kerja, maupun overhead pabrik
yang dikeluarkan sampai barang siap digunakan/dijual. Full costing, variable costing (Cost
Acc).
3.
Cost
untuk aktiva yang diperoleh dari pertukaran
Cost
atas aktiva pertukaran tergantung pada jenis pertukarannya (Intermediate Acc Kieso 11st).
☺ Pertukaran
sejenis à
cost ditentukan berdasarkan harga
pasar aktiva baru yang diterima dikurangi dengan laba pertukaran
Harga
aktiva baru = harga pasar aktiva lama (+) kas dibayarkan, atau (-) kas diterima
☺ Pertukaran
tidak sejenis à
harga pasar aktiva lama (laba pertukaran diakui)
4.
Cost
untuk aktiva dari konversi surat berharga
Jika aktiva diperoleh dari konversi surat
berharga, ada beberapa urutan penentuan cost
:
a)
Harga pasar aktiva
b)
Nilai buku aktiva
c)
Harga pasar surat
berharga
d)
Nilai nominal surat
berharga
e)
Harga arbitrase
(kesepakatan antara 2 pihak yang saling bertukar dan 1 pihak independen)
Matching Principle
(Expense Recognition)
Prinsip akuntansi yang
menandingkan beban dengan pendapatan dalam rangka penilaian kinerja entitas.
Konsekuensi dari matching principle à adanya penyusunan Laporan R/L,
terutama pos-pos operasional, dimana beban ditandingkan dengan pendapatan untuk
menilai kinerja (Laba Usaha).
Cara
Penandingan Beban >< Pendapatan
1.
Direct
Matching (Penandingan Langsung)
Penandingan beban >< pendapatan
yang mana hubungan diantara keduanya adalah variabel (perubahan beban diikuti
oleh perubahan pendapatan dalam proporsi yang sama).
Contoh : HPP; komisi bagian penjualan;
depresiasi metode satuan aktivitas/unit (dengan syarat produk yang dihasilkan
dalam satu periode, seluruhnya terjual pada periode yang sama); beban-beban
lain yang dihitung berdasarkan unit produk yang terjual.
2.
Indirect
Matching (Penandingan Tidak Langsung)
Penandingan beban >< pendapatan
yang mana hubungan diantara keduanya adalah tidak langsung (semivariabel). Perubahan
beban diikuti oleh perubahan pendapatan dalam proporsi yang berbeda.
Contoh : beban listrik, air, telepon;
beban iklan
3.
Matching
karena berlalunya waktu atau manfaat ekonomis
Penandingan beban >< pendapatan
yang mana beban tidak berhubungan sama sekali dengan pendapatan. Hanya karena
alasan pengurangan manfaat ekonomis atau karena berlalunya waktu, beban diakui
dan ditandingkan dengan pendapatan dalam Laporan R/L.
Contoh : depresiasi garis lurus, prepaid expense (sewa ddm, asuransi ddm,
dll)
Revenue Recognition
Principle
Prinsip akuntansi yang
mengakui pendapatan pada saat tanggal terjadinya transaksi dan/atau pada saat
realisasi. Pendapatan diakui ketika realized
atau realizable dan earned. Pendapatan “realized” ketika barang
atau jasa telah dibayar dengan kas atau dalam bentuk klaim terhadap kas
(piutang). Pendapatan “realizable” ketika aktiva yang
diterima dari pertukaran/transfer tersebut siap untuk dikonversi menjadi
sejumlah kas atau klaim terhadap kas. Pendapatan “earned” ketika entitas
telah menyelesaikan kewajibannya (mentransfer barang/jasa) dalam rangka
memperoleh pendapatan terkait, yaitu ketika proses earning telah lengkap/selesai. (Intermediate
Acc Kieso 11st,ch 2).
Revenue Recognition
Classified by Nature of Transaction ((Intermediate Acc 11st, ch 18)
☺ Accrual Basis à
Transaksi dicatat/diakui pada saat terjadi transaksi, ketika hak/kewajibannya
sudah dapat ditentukan, tanpa mempedulikan penerimaan/pengeluaran kas.
Sumber pendapatan (Intermediate Acc 11st, ch 18)
:
·
Pendapatan atas
penjualan produk à
accrual basis, diakui pada tanggal
terjadi transaksi
·
Pendapatan atas
penyerahan jasa à
pada saat penyelesaian dan penyerahan jasa
·
Pendapatan dari
mengizinkan pihak lain menggunakan aktiva àberlalunya waktu pemakaian
·
Penjualan aktiva tetap
(aset selain persediaan) à
saat terjadi penjualan
Pendapatan atas
penjualan produk dan pendapatan atas penyerahan jasa à sales transactions
Pengakuan
Pendapatan atas Penjualan Produk
1.
Point
of Sale (delivery) à general rule à
realized or realizable and earned
2.
Sebelum Barang
Diserahkan (before delivery)
Pengakuan pendapatan atas kontrak
penjualan jangka panjang (ex: pembuatan jembatan, jalan tol)
Metode pengakuan pendapatan ini sebagai
berikut :
·
Kontrak selesai à
seluruh pendapatan dan laba kotor diakui pada akhir periode penyelesaian masa
kontrak
·
Persentase tingkat
penyelesaian à
pendapatan dan laba kotor diakui dalam tiap-tiap periode pembangunan selama
masa kontrak berdasarkan tingkat penyelesaian pembangunan/produksi yang
ditentukan berdasarkan jumlah biaya yang sudah dikeluarkan atas seluruh total
biaya yang dibutuhkan.
Persentase
tingkat penyelesaian = Biaya s/d tanggal tertentu x 100%
Estimasi
total biaya
Contoh
: Harga kontrak 5 M; Estimasi cost 4 M; Jangka waktu kontrak 3 th
Rincian biaya à
I = 1 M; I = 2 M;
III = 3 M
Persentase
penyelesaian
I :
¼ x 100% = 25%
II :
¾ x 100% = 75%
III :
1 x 100% = 100%
Pengakuan
pendapatan
I :
25% x 5 M = 1,25 M
II :
75% x 5 M = 3,75 M – 1,25 M = 2,5 M
III :
100% x 5 M = 5 M – 3,75 M = 1,25 M
3.
Setelah Barang
Diserahkan (after delivery)
Contoh : Installment sales (penjualan angsuran)
Penjualan Kredit
|
Penjualan Angsuran
|
Pelunasannya
dibayar dalam satu periode akuntansi (jangka waktu ≤ 1 tahun)
|
Pelunasannya
dibayar lebih dari satu periode akuntansi (jangka waktu > 1 tahun)
|
1
Jan 08 Piutang
Penjualan
HPP
Persediaan
1
Juni 08 Kas
Piutang
|
Saat Transaksi
1
Jan 08 Piutang
Penjualan Angsuran
HPP Angsuran
Persediaan
Closing Entries
31
Des 08 Penjualan Angsuran
Laba Kotor
Ditangguhkan
HPP Angsuran
|
Karakteristik penjualan angsuran
·
Biasanya menggunakan DP
·
Jangka waktu
penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi
·
Pendapatan dan biaya
atas penjualan angsuran diakui pada periode terjadinya
·
Laba kotor atas
penjualan angsuran harus ditangguhkan dan kemudian direalisasi berdasarkan
jumlah pelunasan piutang penjualan angsuran
Jumlah
LK yang direalisasi dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Laba kotor x Pelunasan piutang angsuran
Penjualan Angsuran
Contoh :
1
Jan Menjual barang secara angsuran
senilai 100 juta, cost 60%, DP 40%,
sisanya dibayar 3x tiap tahun. Biaya penjualan angsuran 5 juta. Perusahaan
menggunakan metode perpetual.
1
Jan Diterima angsuran pertama
31
Des Dilakukan penutupan terkait transaksi
penjualan angsuran
Jurnal Transaksi
1
Jan Kas 40
juta
Piutang Angsuran 60 juta
Penjualan Angsuran 100 juta
HPP 60 juta
Persediaan 60
juta
1 Jan Biaya angkut 5 juta
Kas 5
juta
1 Jan Kas 20 juta
Piutang Angsuran 20 juta
31
Des Tahun I
Mengakui
LK ditangguhkan
Penjualan
angsuran 100 juta
HPP Angsuran 60 juta
LK Ditangguhkan 40 juta
Mengakui
LK direalisasi
LK
ditangguhkan 24 juta {(40 jt/100jt)
x (40jt + 20jt)}
LK direalisasi 24 juta
Menutup
rekening lain
LK
direalisasi 24 juta
Biaya angkut 5
juta
Ikhtisar R/L 19
juta
31 Des Tahun II
LK
ditangguhkan 8 juta {(40jt/100jt) x
20 jt}
LK realisasi 8 juta
31 Des Tahun III
à
idem Tahun II
4.
Secara Khusus (ex :
Konsinyasi dan Franchise)
Aspek Konsinyasi (Advanced Acc Drebin Ch 6)
·
Pengakuan pendapatan à
pendapatan diakui bukan pada saat barang diserahkan pada consignee, melainkan pada saat consignor
menerima laporan hasil penjualan konsinyasi (akhir periode)
·
Biaya dan risiko à
seluruh biaya dan risiko terkait barang konsinyasi menjadi tanggung jawab consignor
·
Kepemilikan à
kepemilikan di tangan consignor,
walaupun secara fisik barang berada di tangan consignee, sehingga pihak yang berhak mengakui dan menyajikan
persediaan barang konsinyasi dalam neraca adalah consignornya.
·
Metode pencatatan
a)
Metode pencatatan laba
terpisah
Metode
ini mengasumsikan transaksi terkait barang konsinyasi dipisahkan dengan transaksi
cara penjualan lain. Oleh karenanya, harus dibentuk rekening khusus.


Consignment-Out (Cr) à
Pendapatan/Penjualan


Consignment-in (Cr) à
Pendapatan/Penjualan
b)
Metode pencatatan laba
tidak terpisah
Metode yang mencatat dan mengakui laba
konsinyasi secara bersama-sama dengan laba atas cara-cara penjualan lain,
sehingga tidak dibutuhkan rekening khusus untuk mencatat transaksi terkait
konsinyasi.
Pencatatan
Metode Laba Terpisah
Transaksi
|
Consignee
|
Consignor
|
Pengiriman
barang komsinyasi
Dikirim
100 unit, cost 1000/unit, dijual 1500/unit
|
No
entry, just memo
|
Consignment
Out 100.000
Pengiriman barang 100.000
|
Pembayaran
biaya angkut 10.000, 60% consignee, 40% consignor
|
Consignment
In 6.000
Kas 6.000
|
Consignment
Out 4.000
Kas 4.000
|
Saat
penjualan (seluruh barang terjual)
|
Kas 150.000
Consignment In 150.000
|
No
entry
|
Pengakuan
komisi 10%
|
Consignment
In 15.000
Pendapatan komisi 15.000
|
No
entry
|
Pengiriman
laporan dan hasil penjualan
|
Consignment
In 129.000
Kas 129.000
|
Kas 129.000
Consignment
Out 21.000
Consignment Out 150.000
|
Pengakuan
laba konsinyasi
|
No
entry
|
Consignment
Out 25.000
Laba konsinyasi 25.000
|
Pencatatan
Metode Laba Tidak Terpisah
Transaksi
|
Consignee
|
Consignor
|
Saat
pengiriman (tidak ada jurnal, karena bukan penjualan)
|
No
entry, just memo
|
No
entry, just memo
|
Pembayaran
biaya angkut
|
PT A
6.000
Kas 6.000
|
Biaya
angkut 4.000
Kas 4.000
|
Penjualan
|
Kas 150.000
Penjualan 150.000
Pembelian 135.000
PT A 135.000
|
No
entry
|
Pengiriman
laporan dan hasil penjualan
|
PT A
129.000
Kas 129.000
|
Kas 129.000
Biaya
angkut 6.000
Biaya
komisi 15.000
Penjualan 150.000
|
Pengakuan
laba (tidak perlu dijurnal, karena laba konsinyasi dilaporkan bersamaan
dengan laporan R/L dari hasil penjualan cara lain à
tidak terpisah)
|
No
entry
|
No
entry
|
Full Disclosure
Principle
Prinsip akuntansi yang
mengungkapkan seluruh informasi baik keuangan maupun nonkeuangan dalam laporan
keuangan guna penyediaan informasi bagi pemakai terkait pengambilan keputusan
ekonomisnya.
·
Info keuangan disajikan
dalam laporan keuangan pokok (R/L, perubahan modal, neraca, arus kas)
·
Info nonkeuangan
disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
Jenis
Pengungkapan
a.
Mandatory
Disclosure à
pengungkapan informasi yang harus tersaji dalam laporan keuangan, yang apabila
tidak dilakukan oleh entitas, dapat mempengaruhi kewajaran laporan keuangan
atas PABU. Item-item yang harus diungkapkan telah diatur dalam standar
akuntansi yang berlaku.
Contoh : pengungkapan nilai pos-pos
dalam unsur-unsur laporan keuangan.
b.
Voluntary
Disclosure à
pengungkapan item-item tertentu yang belum diatur dalam standar, tetapi dapat
menambah informasi bagi user dalam
pengambilan keputusan ekonomisnya.
Contoh : pengungkapan tentang Good Corporate Governance (GCG); free cash
flow; CSR
Business Entity
Assumption
Asumsi akuntansi yang
memisahkan pemilik dari entitasnya sehingga setiap terjadi transaksi pemilik
dengan entitasnya atau sebaliknya harus tercatat sebagaimana transaksi tersebut
terjadi pada pihak lain.
Konsekuensi à
adanya neraca (memisahkan aset, kewajiban, ekuitas entitas); laporan keu
konsolidasian
Going Concern
Assumption
Asumsi akuntansi bahwa
operasional perusahaan akan berjalan secara terus-menerus untuk waktu yang
tidak terbatas sehingga setiap saldo atas rekening (riil/tetap) pada tanggal
tertentu akan dibawa menjadi saldo awal pada tanggal berikutnya.
Konsekuensi à
adanya neraca dengan rekening riil yang berlanjut; memungkinkan entitas untuk
menyusun laporan keuangan (neraca) sewaktu-waktu
Time Period Assumption
Asumsi akuntansi yang
memisahkan waktu berdasarkan periode-periode tertentu dalam rangka pengukuran
kinerja entitas.
Konsekuensi à
adanya penyusunan laporan R/L; adanya jurnal penutup; adanya jurnal penyesuaian
Unit Monetary
Assumption
Asumsi akuntansi bahwa
pencatatan, penilaian, dan penyajian tiap-tiap pos atau unsur laporan keuangan
menggunakan satuan mata uang sebagai ukuran untuk seluruh unit pos yang
bersangkutan.
No comments:
Post a Comment